Jumat, 31 Mei 2013

[Ringkasan Nasehat] Nasehat Penutupan


Bismillah,

Yang sebelumnya adalah Ringkasan dari Kawan di fanspage misykatul Atsar, ini adalah ringkasan oleh Al Ustadz Sufyan Chalid Ruray Hafidzhohulloh.

RINGKASAN NASIHAT AKHIR DAUROH ASATIDZAH ; DU'AT AHLUS SUNNAH BERSAMA ASY-SYAIKH UTSMAN AS-SAALIMI HAFIZHAHULLAH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

1) Bertakwalah takwa kepada Allah ta’ala dan takutlah kepada-Nya, sesungguhnya hal itu akan mendorongmu untuk senantiasa taat dan menjauhi kemaksiatan kepada-Nya.

2) Bertakwalah kepada Allah ta’ala dalam menjaga ukhuwah, karena ukhuwah termasuk pondasi agama.

3) Apabila ada seorang da’i Ahlus Sunnah yang datang ke daerah kita untuk berdakwah hendaklah kita membantunya, dan tidak disyaratkan kepadanya untuk meminta izin kepada kita, tapi hendaklah kita membantunya dan mengumpulkan manusia untuk mendengarkan ceramahnya. Dan datangnya dia ke daerah kita hakikatnya adalah pertolongan terhadap dakwah kita. Syaikh Muqbil rahimahullah, apabila datang salah seorang da’i ke salah satu masjid di kota Sho’adah maka beliau sangat senang dan mengumpulkan manusia untuk menghadiri kajiannya. Ahlus Sunnah ghuroba’, jumlah da’i sangat sedikit, mereka sangat dubutuhkan.

4) Menghadapi berbagai makar musuh dakwah membutuhkan kesabaran dan senantiasa berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah ta’ala dan bermusyawarah dengan ahlul ‘ilmi.

5) Memperbanyak dan menyibukkan diri dengan ibadah, karena ibadah adalah pondasi keselamatan. Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dalah Shahih beliau dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

بادروا بالأعمال فتنا كقطع الليل المظلم يصبح الرجل مؤمنا ويمسي كافرا ويمسي مؤمنا ويصبح كافرا يبيع دينه بعرض من الدنيا

“Bersegerah melakukan amalan-amalan sebelum datang fitnah-fitnah bagaikan potongan-potongan malam yang kelam, pagi harinya seseorang mukmin sore harinya kafir, sore harinya mukmin pagi harinya kafir, ia menjual agamanya dengan sedikit kenikmatan dunia.” [HR. Muslim]

6) Fitnah (cobaan) terkadang dalam bentuk harta, kenikmatan dunia, kehormatan, kedududukan dan wanita. Tidak boleh merasa aman dari fitnah-fitnah ini, terutama fitnah wanita, jangan merasa aman darinya meskipun ahli ibadah, banyak yang telah terjatuh dalam fitnah ini, bahkan –wal’iyadzubiLlaah- ada yang terjatuh dalam hubungan sejenis. AlhamduliLlaah Ahlus Sunnah berada di atas kebaikan, jauh dari fitnah ini, akan tetapi tetap harus berhati-hati darinya.

7) Fitnah harta, berhati-hatilah darinya, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

لكل أمة فتنة وفتنة أمتي المال

“Setiap umat memiliki fitnah (cobaan), dan fitnah umatku adalah harta.” Janganlah kamu memakan yang haram, seperti yang dilakukan oleh ulama dan ahli ibadah Yahudi. Berhati-hatilah dengan amanah berupa harta kaum muslimin yang dititipkan kepadamu.
 Termasuk perkara penting, hendaklah memperhatikan ilmu-ilmu syar’i, jangan menyibukkan diri dengan membantah ahlul bid’ah dan diskusi tentang mereka siang dan malam, inilah yang menyia-nyiakan waktu sebagian pemuda –hadaahumuLlaah-.

9) Janganlah engkau pergi jauh-jauh berdakwah hanya untuk mentahdzir fulan dan fulan selama dua atau tiga hari, tidak ada ilmu yang engkau sampaikan tentang tiga landasan utama agama (tsalatsatul ushul), atau sebagian masalah fiqh, atau kitab Al-Aqidah Al-Washithiyah, atau kitab Lum’atul I’tiqod, atau Tafsir Juz ‘Amma. Inilah yang paling penting engkau ajarkan, dan mungkin engkau mentahdzir dari kelompok sesat tertentu sekitar seperempat jam, adapun menjadikan isi dauroh seluruhnya atau sebagian besarnya untuk mentahdzir firqoh tertentu, padahal masih banyak masalah-masalah ilmu agama yang lebih dibutuhkan untuk diajarkan, maka ini termasuk sebab kemunduran (dari ilmu).

10) Syaikh Muqbil rahimahullah pernah keluar berdakwah ke Shon’a dan beliau mengatakan kepada hadirin untuk tidak bertanya tentang hizbiyin, tidak pula tentang Ikhwanul Muslimin, hal itu juga demi agar tidak lebih menguatkan tuduhan hizbiyun bahwa Ahlus Sunnah kerjaannya hanya berbicara tentang fulan dan fulan.

11) Jika engkau berdakwah di suatu kota, atau kampung, atau masjid tertentu, maka sibukkan dengan ilmu, adapun permasalahan hizbiyin maka serahkan kepada yang lebih berilmu dalam membantah mereka, seperti Al-Akh Al-Fadhil (Al-Ustadz) Dzulqarnain dan yang lainnya hafizhahumuLlaah. Jika terdapat masalah di satu negeri bermusyawarahlah dengan beliau (Ustadz Dzulqarnain) dan juga bermusyawarahlah dengan para Masyaikh meskipun di luar negeri.

12) Dan tidak mengapa kepada para thullaabul’ilm engkau ingatkan dari prinsip-prinsip hizbiyin, adapun kepada manusia secara umum hendaklah engkau tanamkan prinsip-prinsip ilmu syar’i, inilah pelajaran manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yaitu manhaj yang dibangun di atas dasar Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai pemahaman Salaf, engkau ajarkan Al-Qur’an, Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim, kitab-kitab Sunan, Musnad Ahmad dan kitab-kitab para ulama lainnya. Tidaklah manhaj itu hanya berbicara tentang ahlul bid’ah, mentahdzir dari fulan dan fulan, bahkan yang paling utama adalah tentang agamamu, bukan tentang orang lain.

13) Al-Jarhu wat Ta’dil adalah fardhu kifayah, apabila sebagian orang telah melakukannya maka jatuhlah kewajiban itu dari sebagiannya. Dan tidaklah banyak yang melakukan jarh wa ta’dil kecuali para ulama besar, oleh karena itu para ulama kita ada yang dinamakan dengan aimmatul jarhi wat ta’dil, apakah ada penuntut ilmu pemula berbicara tentang jarh dan ta’dil!?

14) Mereka dinamakan imam-imam jarh wa ta’dil karena ketakwaan dan ilmu yang ada pada mereka. Perhatikanlah Imam besar jarh wa ta’dil: Ibnu Abi Hatim Ar-Rozi rahimahullah suatu ketika mendengarkan ucapan imam besar jar wa ta’dil lainnya yaitu: Ibnu Ma’in, beliau berkata:

إنا لنتكلم بقوم لعلهم قد وضعوا رحالهم في الجنة

“Sesungguhnya kita berbicara tentang suatu kaum, yang bisa jadi telah memiliki tempat tinggal di surga.” Maka Ibnu Abi Hatim pun gemetar, sehingga jatuh kitab yang ada dalam genggamannya. Jadi permasalahannya tidak ringan wahai Ikhwan, berbicara tentang ahlul il’mi, atau para da’i Ahlus Sunnah, atau kaum muslimin secara umum, bukan perkara ringan. Kami membenci ahlul bid’ah, akan tetapi berbicara tentang seorang muslim perlu ta’anni (kehati-hatian, jangan tergesa-gesa), tatsabbut (benar-benar memastikan), dan perlu dipelajari kapan saat yang tepat diucapkannya. Oleh karena itu Syaikh Muqbil rahimahullah melarang kebanyakan murid-muridnya untuk berbicara tentang hizbiyun, beliau mengatakan, cukuplah aku yang berbicara. Sibukkan diri kalian dengan ilmu.

15) Bersabarlah dalam menuntut ilmu dan menghadapi berbagai macam rintangannya. Tolonglah agama Allah dengan hartamu, dengan ilmumu, dengan kedudukanmu, semoga Allah ta’ala membalasmu dengan kebaikan.


Sumber

[Ringkasan Nasehat 2] Ukhuwah Islamiyah


Nasehat yg kedua yg tersirat dari apa yg dinasehatkan asyaikh ustman adzammary hafidohullah ,,yg mana inti dari nasehat ini adalah hendaknya untuk kita semua saling menjaga ukhuwah imaniyah dan senantiasa berta'awun diatas kebaikan , ,kita semua adalah guroba' fii zamanina al'an ,apabila kita semua tidak bisa saling menjaga ukhuah dan mahabah kita diantara kita semua maka perpecahan yg banyak akan terjadi ,tatkala kita melihat jumlah kita semua kita adalah umat yg minoritas maka jangan sampai kita berpecah dikarenakan hawa nafsu yg menguasai kita semua , lihatlah bagai mana rosulullah memberikan petunjuknya untuk saling mencintai dan senantiasa beliau ajarkan akan penting nya persaudaraan , ,allah taala berfirman dan orang orang yg bersamanya (yaitu para sohabat) mereka amat keras terhadap orang2 kafir dan mereka saling menyayangi diantara mereka , ,ketika kita di sebagian saudara kita mereka begitu keras terhadap saudaranya itu semua tidak lah terlepas dari sikap egois yg senantiasa mereka pelihara sampai2 mereka enggan untuk mengucapkan salam terhadap saudarany sesama ahlusunah allah musta'an , ,dan beliau juga menyampaikan kepada kita semua untuk bersikap dewasa didalam memecahkan suatu permasalahan dan kita berharap dengan itu semua ukhuah imaniyah akan senantiasa terjaga, , permasalahan hajar terhadap saudaranya yg terjatuh didalan ketergelinciran hendaknya untuk kita fikirkan dengan timbangan syariat yg dilandasi dengan menghasilkan kemaslahatan dan senantiasa memperkecil kemudhorotan yg timbul dari hal tersebut dan tidak diperbolehkan kita landasi kaidah hajar wal mahjur dengan hawa nafsu kita karena itu semua akan menimbulkan kerusakan2 dan pepecahan yg banyak, ,antum gurobak hendaknya bagi kita semua untuk berusaha menumbuhkan sebab2 yg denganya terjalin ukhuah diantara kita semua , ,yaitu dengan sering menziarahi saudara kita dengan menanyakan kabar beritanya, ,inilah sebab yg terbesar yg denganya akan menumbuhkan kecintaan diantara kita semua , ,

 ,namun sangat disayangkan sekali banyak dikalangan saudara2 kita hampir melupakan sebab yg agung ini, ,disebutkan oleh beliau dahulu sering sekali ulama' saudi dan ulama' yg lainya datang mengunjungi kita di markaz dammaj , ,maka syaikh muqbil rohimahullah beliau merasa senang dengan kehadiran mereka semua , bahkan beliau mempersilahkan kepada mereka untuk memberikan kalimah nasehat kepada saudara2nya ,dan hendaknya kita mencontoh beliau tatkala datang kepada kita semua saudara kita yg menyerukan dan mengajarkan kebaikan maka hendaknya kita memanggil saudara2 kita untuk mendengarkan kalimah nasehat yg diberikan kepada kita semua, ,antum guroba' tatkala kalian tidak menanamkan kaidah ini, ,maka akan banyak sekali perselisihan yg akan timbul pada kita semua, ,jangan lah kita merasa bangga diri dan sombong dengan diri kita karena ingatlah rosulullah mengatakan dan tidaklah salah seorang merendahkan dirinya(bertawadhu') karena allah kecuali allah akan meninggikan derajatnya, , ,

Ini adalah kandungan ma'na nasehat diantara nasehat yg beliau nasehatkan kepada kita yaitu untuk selalu menumbuhkan ukhuwah imaniyah karena taala dan hendaknya untuk kita berusaha menghilang kan sikap merasa lebih tinggi dari mereka dan sikap egois terhadap saudara2 kita , ,dan kita berharap semoga dengan demikian allah ta'ala mempersatukan kita semua diatas keridhoannya allahu musta'an , ,insyaallah natawasholu ila nasihatin ukhro, ,nas'alullah an yu'inana tarohum wa ta'aluf baina ikhwanana inahu huwa alwaliyu wal qodhir alaih ,


Sumber 

[Ringkasan Nasehat 1] Taqwa

Bismillah,

Ini adalah ringkasan dari nasehat Asy Syaikh Utsman As Salimi, di akhir dauroh asatidz di Depok yang di susun oleh salah seorang santri Misykatul Atsar, yang saya ambil dari fanspagenya. Semoga Alloh membalas kebaikan beliau pemberi nasehat, perekam, penulis faedah, dan semua kamu muslimin.

Nasehat ini saya buat beberapa seri dikarenakan beliau disana juga membuat beberapa seri.

---Mulai--
Ini merupakan sebuah nasehat yg agung yg hendaknya untuk kita perhatian akan ma'na dan kandunganya 
, ,sbuah nasehat perpisahan yg telah disampaikan kepada kita semua terkhusus untuk para duat ,tholib ilm, dan kita semuanya , ,beliau asyaikh ustman adzamarly hafidohullah menasehatkan untk kita semua ,, 

1,untuk selalu bertaqwa dan senantiasa bermuroqobah kepada allah taala ,yg mana ini merupakan wasiat yg telah allah wasiatkan pada umat islam dan umat2 sebelum islam , ,bertaqwa wahai saudaraku bukan hanya mujarod al qoul(sekedar ucapan ) akan tetapi butuh akan pembuktian dengan perkataan dan perbuatan kita ,terlebih lagi karna besarnya fitnah yg dizaman kita ini yaitu fitnah harta dan dunia dan besarnya fitnah wanita , ,maka perlunya kita semua untuk berhati2 akan keduanya berapa banyakkah manusia yg mereka menjadi tersesat akan kedua fitnah tersebut ,janganlah kita meremehkan fitnah wanita kecuali para hafidhot yg allah sucikan mereka , janganlah kita semua merasa aman dari fitnah wanita ?? Berapa banyakkah pemuda2 yg allah ta'ala palingkan hatinya ??? Antum adalah seorang duat fhudola' dari pada umat penyeru kebaikan akan tetapi jangan sampai kita merasa aman dari kedua fitnah ini , , tidakkah kita pernah mendengar sbuah hadits dari rosulullah yg dikeluarkan oleh al imam muslim dan al imam tirmidzi ,rosulullah bersabda bersegerala mengamalkan amalan2 sholih maka akan datang fitnah sebagai mana malam yg gelap ,dipagi harinya seorang dalam keadaan beriman dan di sore harinya wal iyya dzubilah dalam keadaan kufur ,dan sebaliknya di sore harinya dia dalam keadaan beriman dan dipagi harinya dia telah kufur kepada allah itu semua dikarenakan dia menjual agamanya dengan barang dari barang dunia , ,jangan lah kita merasa aman akan fitnah keduanya kita adalah adalah duat ,tholib al ilmi syaiton akan senantiasa mengoda kita dan berusaha untuk menyesatkan kita , maka berapa banyak duat yg mereka tersesat karna iming2 dari harta dunia , , ,

Dan berapa banyak kah tholib ilm yg mereka terjatuh didalan kejelekan2 dikarenakan karena fitnah wanita2 yg mereka tidak menjaga kehormatanya, ,jangan pernah kita merasa aman dan bertaqwalah kita semua kepada allah dan hendaknya kita terus tingkatkan rasa muroqobah kita kepada allah ta'ala, ,karena dengan begitulah akan muncul rasa takut kita kepada allah taala yg denganya kita berharap semoga allah menjaga kita semua dari hal2 yg akan membisakan kita didunia dan diakhirat, , ,ini adalah nasehat yg pertama yg sema'na dari apa yg beliau sampaikan kepada kita semua , , ,bi'idnillah ta'ala natawasholu ila nasihatin ukhro min kalamihi rohimahullahu ta'ala ,nas'alullaha atsabat wataufiq inahu huwa alwaliy wal qodir alaih, ,

--Selesai--

Sumber 

Kamis, 30 Mei 2013

[Linux] MDBTOOL Gagal Encoding

Bismillah


Saya beberapa waktu lalu, ketika ingin membuka file berformat .bok milik syamilah menggunakan xbook tidak bisa, jadinya seperti gambar diatas. Ya, saya kira aplikasi itu saja. Tapi ternyata masalah pada mdbtools. Karena masalah pada mdbtools nya, kita buka pakai elkirtasse, thawab, atau maktaba al miftah pun tak akan bisa.

Oke, oleh karena itu, saya coba downgrade mdbtoolsnya. Saya uninstasll dulu mdbtoolsnya dan kemudian cari yang lebih lama di pkgs.org. Ok, saya dapati yang lebih lama yang ada disitu adalah versi 0.5. Saya ambil libmdbtool dan mdbtool , ber ekstensi deb, dan saya install.

Karena xbook teruninstall juga ketika remove mdbtools, saya install lagi, saya buka, dan Alhamdulillah bisa.



Jadi intinya, remove, install yang lebih lama.

Semoga membantu


Selasa, 28 Mei 2013

Jalan Kesesatan


Diantara sebab paling besar kesesatan merasuki seseorg :
1. Membuang kitabulloh kr belakang punggung mrk (berpaling)
2. Berpaling dari alasan knp Alloh mengutus Nabi Muhammad dengan membawa petunjuk dan juga penjelasan2
3. Tidak mau mencari cara beragama org2 y terdahulu masuk islam (salaf, pendahulu, dr para sahabat, tabiin dan tabiut tabiin)
4. Mencari pengetahuan tentang Alloh dari org yang gak ngerti tentang Alloh.

Ya Alloh tampakkanlah kpd kita kebenaran dan rizkikanlah kepada kami untuk mengikutinya
Dan perlihatlan kpd kita kebathilan dan rizkikanlah kepada kita untuk menjauhinya.
Aamiin

Sabtu, 18 Mei 2013

Yang Pentingkan Hatinya ?


Bismillah,

Pertanyaan :
Sebagian manusia -semoga Alloh memberikan kepada kita hidayah dan juga kepada mereka- bila dia mengerjakan sebagian maksiat, kemudian kita menasehati mereka, dia mengisyaratkan dengan tangannya ke hatinya, dan berkata “perkara yang terpenting adalah ini”. Maka bagaimana kita membantah orang yang seperti ini?

Jawaban :
Perbuatan ini yang seorang lakukan ketika mereka dinasehati, dia berkata “Taqwa ada disini” adalah perbuatan yang benar, karena Nabi -shollallohu 'alaihi wasallam- bersabda “Taqwa ada disini, dan mengisyaratkan dengan tangannya ke dadanya” Beliau berkata tiga kali.

Akan tetapi yang berkata bahwa Taqwa ada disini, dia adalah yang berkata “Dan ketahuilah bahwa di Jasad terdapat segumpal daging, bila segumpal daging itu baik maka baiklah seluruh jasadnya. Dan bila rusak maka rusaklah juga seluruh jasadnya” . Oleh karena itu, maka sesungguhnya rusaknya hal yang nampak(dzohir) dari seorang menunjukkan rusaknya hal yang tidak nampak(batin) darinya. Dan kita katakan kepada orang yang berkata “Taqwa ada disini” kita katakan “kalau yang ada disini terdapat ketakwaan didalamnya maka yang akan kita lihat dari amalan dzohir akan persis seperti hatinya, karena bila hati bertakwa, maka pasti anggota badan juga bertakwa. Berdasarkan sabda nabi -shollallohu 'alaihi wasallam- bila baik maka baiklah jasadnya, dan bila buruk maka buruklah jasadnya.

Dengan hal ini kita dapat mematahkan hujjahnya. Dan kita katakan, kalau kamu jujur dan hatimu bertakwa, maka pastilah anggota badan akan bertakwa.

[Asy Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, liqo syahri (5) dar wathon lin nasyr]

Diterjemahkan bebas oleh Ihfazhillah

Jumat, 17 Mei 2013

Bolehkah Memejamkan Mata ketika Sholat ?


Bismillah,


Permasalahan : Memejamkan mata ketika sholat.

Yang benar bahwasannya memejamkan mata dimakruhkan. Karena hal tersebut menyerupai perbuatan orang majusi saat beribadah kepada api, diamana mereka memejamkan mata. Dan dikatakan, ini juga  perbuatan orang yahudi. Sedangkan tasyabbuh kepada selain muslim, hukum paling ringannya adalah haram, sebagaimana yang dikatakan oleh syaikhul islam -semoga Alloh merahmatinya-.

Maka, seringan ringannya hukum memejamkan mata saat sholat adalah makruh, kecuali kalau disana ada sebab (mengganggu). Seperti di sekitarnya ada perkara yang menyibukkannya kalau dia buka matanya. Maka dia memejamkan matanya dalam rangka menjauhi kerusakan ini.

Kalau ada orang yang berkata : Aku dapati diriku (sholat) dalam keadaan khusyu' bila memejamkan mata, apakah anda memberikan fatwa kepadaku untuk (membolehkan) memejamkan mata (ketika sholat)?

Jawab : Tidak, karena khusyu' yang kamu rasakan ini yang terjadi karena melakukan perkara yang makruh dari setan, maka hal ini seperti khusyunya orang orang shufi dengan dzikir dzikir yang mereka beribadah dengannya, dan itu adalah bid'ah. Dan setan selalu menjauh dari kamu ketika kamu memejamkan matamu dan tidak mengganggumu, dalam rangka menjatuhkanmu keperkara yang makruh.

Maka kita katakan : buka matamu, dan cobalah untuk khusyu dalam sholatmu. Adapun kalau kamu pejamkan matamu tanpa sebab dalam sholat agar kamu khyusyu , maka jangan kamu lakukan. Karena ini dari setan. Dan setan selalu menjauh dari kamu ketika kamu memejamkan matamu dan tidak mengganggumu, dalam rangka menjatuhkanmu keperkara yang makruh. 

[Asy Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, Syarhu Al Mumti']

Diterjemahkan bebas oleh ihfazhillah