Sabtu, 29 Juni 2013

Negeri Bekal


Bismillah,

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Alloh di awal dan di akhir, dan milikNyalah hukum syari'at, serta kepadaNyalah kita semua dikembalikan. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, manusia terbaik dan yang paling mulia, penutup para nabi.

Alloh berfirman :

7 - وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ إِلَىٰ بَلَدٍ لَّمْ تَكُونُوا بَالِغِيهِ إِلَّا بِشِقِّ الْأَنفُسِ ۚ إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ
- Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,[An Nahl]


Ini adalah perpindahan di dunia dari suatu negri ke negeri lain, maka bagaimana dengan perpindahan dari dunia ke negeri yang kekal ?

Alloh juga berfirman :
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa 

Kemudian orang orang yang tertipu menjual rumah rumah mereka di akherat dengan harga yang sangat murah, sedangkan orang orang yang diberi taufiq menjual jiwa dan harta mereka kepada Alloh, dan menjadikannya sebagai pengganti untuk apa yang ingin mereka dapatkan daripada surga, maka perdagangan mereka mendapatkan laba, dan mereka mendapatkan keberuntungan yang sangat besar.

Alloh berfirman :

111 - ۞ إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
111 - Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.[At Taubah]

[[Miftah daaris sa'aadah, Ibnul Qoyyim]]

Maka perhatikanlah wahai saudaraku bahwasannya dunia bukanlah negeri yang kekal. Akan tetapi diciptakan sebagai sebab, seorang masuk kedalam surga atau neraka. Karena itulah, Alloh menurunkan Abul Basyar, ayahnya para manusia, ke dunia ini. Hanya kepada Alloh lah kita meminta pertolongan.

Jumat, 21 Juni 2013

تشجيع طلاب العلم لطلبه





**من فتاوى العﻻمة الشيخ مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله**

السؤال: بعض الناس يقولون لطلاب العلم أنتم عاطلون عن العمل فبماذا نرد عليهم ؟

  الإجابة:

الرد عليهم أن العاطل عن العمل هو الذي لا يتقرب إلى الله سبحانه وتعالى بعمل ، أما طالب العلم فهو بحمد الله في خدمة دين الإسلام ورب العزة يقول في كتابه الكريم : " فَلَوْلا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لّيِتَفَقَّهُوا فِي الدّيِنِ وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذا رَجَعُوا إِليْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحذَرُونَ " .

والنبي - صلى الله عليه وعلى آله وسلم - يقول كما في الصحيحين من حديث معاوية رضي الله عنه : " من يرد الله به خيراً يفقه في الدين " .

ويقول كما في صحيح مسلم من حديث عمر رضي الله عنه : " إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواماً ويضع به آخرين " .

فطلب العلم يعتبر من أفضل القربات ، والمسلمون أحوج ما يكون إلى علماء ، وستنجلي الحقيقة اليوم أو غداً أو بعد غد ، ويعرف أن طلبة العلم ما ضيعوا أنفسهم ، وأن الذي ضيع نفسه هو الخمار ، وهو صاحب السينما ، وهو صاحب الكرة ، وهو السرسري في الشوارع ، وهو العاكف على آلآت اللهو والطرب .

أما طالب العلم فهو يدأب ليلاً ونهاراً ، وطلب العلم مشقتة عظيمة ، وطالب العلم يتعب أعظم من الذي يشتغل طول يومه بالمسحة والزنبيل ، فهو يحتاج إلى صبر كما قال عبدالله بن عمر رضي الله عنه : قل لطالب العلم يتخذ له نعلين من حديد .

وقال يحيى بن أبي كثير رحمه الله تعالى : لا يستطاع العلم براحة الجسم .

فلا ينبغي أن يُطاع هؤلاء الآباء المدبرون ، أو هؤلاء المدبرون فإن الله عز وجل يقول في كتابه الكريم : " وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا " .

ويقول سبحانه وتعالى في كتابه الكريم : " فَأَعْرِضْ عَن مَّن تَوَلَّى عَن ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (29) ذَلِكَ مَبْلَغُهُم مِّنَ الْعِلْمِ " ، ويقول أيضاً : " يعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ " .

يا مسكين يا مسكين ألم تعلم أن النبي - صلى الله عليه وعلى آله وسلم - يقول : " إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية ، أو ولد صالح يدعو له ، أو علم ينتفع به " ، أيسرك أن يكون ولدك خماراً ، أو يكون لوطياً ، أو يكون شيوعياً ، أو يكون بعثياً ، أو يكون ناصرياً : " فَإِنَّهَا لا تَعْمَى الأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ " .

ولدك إذا لم تربه تربية إسلامية سيعتبرك كرتوناً ومغفلاً ، وربما يصفعك على وجهك ، ويصفعك على قفاك ، وإذا كنت قد ربيته تربية إسلامية فإنه يتق الله سبحانه وتعالى ، ويعلم بقول الله سبحانه وتعالى : " وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا " ، ويعلم أن رضا الرب في رضا الوالدين ، وغضب الرب في غضب الوالدين ، وأن عقوق الوالدين من أكبر الكبائر ، ولكن إذا طمست البصائر ، وربما يكون الأب خماراً ، أو يكون فندماً قد اغتر بالنجمات ، فلو كان عندك عشرون نجمة وأنت لا تقوم بما أوجب الله عليك فأنت مغفل .

يقول الله سبحانه وتعالى : " لا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلادِ ، مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ " .

فعليك أن تتقي الله ، وأن تشجع ولدك على طلب العلم ، وأن تقوم بمصاريف ولدك ، فلو قال لك ولدك : أنا أذهب إلى أمريكا لأكمل دراستي ، فبعض الناس ربما يساعد ولده بمائة ألف أو بأكثر من مائة ألف ويقول : اذهب يا بني أكمل دراستك من أجل أن ترجع وقد أصبح فكرك فكراً علمانياً أو بعثياً أو شيوعياً إلى غير ذلك من الأفكار .

ولنا شريط في هذا بعنوان : ( نصيحتي للآباء والأمهات ) .

---------------

* راجع كتاب : قمع المعاند ( 2 / 590 إلى 592 ) .

لسماع الفتوى صوتيا :

http://www.muqbel.net/fatwa.php?fatwa_id=2911 

Rabu, 12 Juni 2013

Sabtu, 08 Juni 2013

Perhatikan Niat


Bismillah,

Alhamdulillah, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad dan juga para pengikutnya hingga hari kiamat, amma ba'du

Ada tiga fungsi niat dalam kehidupan seseorang, Pertama : Membedakan antara kebiasaan dan peribadatan. Kedua : Membedakan satu ibadah dengan ibadah yang lain. Ketiga : Membedakan, untuk siapa ibadah itu dilakukan.

Seorang muslim, hendaknya selalu memperhatikan niat, dan menghadirkannya. Sehingga amalan dia tidak dihitung sebagai kebiasaan. Sebagaimana dikatakan, bahwa ibadah orang yang bodoh layaknya kebiasaanm sedang kebiasaan orang yang berilmu adalah ibadah. Kenapa ? Karena dia meniatkan kebiasaannya sebagai perantara dan juga alat agar dia mudah dan semangat melakukan peribadatan.

Tidak kalah penting juga, untuk siapa ibadah dilakukan. Inilah fungsi niat. Dan sesungguhnya seorang muslim adalah yang selalu memeriksa niatannya untuk apa dia beribadah. Sungguh merugi orang yang tidak mencari ridho Alloh dengan amalannya. Orang yang tidak berharap surga dan lari dari neraka.

Alloh berfirman :


15 - مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ

15 - Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
(Q.S Hud)

Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab telah berkata berkaitan dengan ayat ini :

Para salaf telah menyebutkan beberapa amalan yang pada masa sekarang ini manusia banyak melakukannya namun tidak mengetahui maknanya.

Pertama : Diantaranya adalah amalan sholih. Kebanyakan orang orang mengamalkannya dengan tujuan mengharap wajah Alloh. Misal, sedekah, silaturrohim dan berbuat baik kepada orang lain serta yang lain semacamnya. Begitu pula meninggalkan perbuatan dzolim atau membicarakan kehormatan orang lain dan semacamnya dari amalan yang dikerjakan atau ditinggalkan oleh orang orang ikhlas hanya untuk Alloh. Tapi orang ini tidak bertujuan mendapatkan balasan di akherat. Tujuannya hanya agar Alloh menjaga dan mengembangkan hartanya, menjaga keluarganya , dan supaya Alloh selalu memberikan nikmat kepadanya. Tidak ada satupun tujuan untuk mengharap surga dan juga lari dari neraka. Orang ini hanya dapat balasannya di dunia, sedangkan di akherat, dia tidak mendapatkan apa apa.

Orang jenis ini, Ibnu Abbas telah menyebutkannya sebagai tafsir ayat ini. Sebagian guru kami telah terjatuh dalam kesalahan disebabkan sebuah ibarat didalam syarh iqna' di awal bab niyat ketika membagi ikhlas beberapa martabat, dan menyebutkan jenis ini masuk diantara martabat keikhlasan . Mereka menganggap penulis menamakan jenis ini sebgai keikhlasan sebagai bentuk pujian baginya. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Yang dia inginkan hanya menerangkan bahwa jenis ini tidak dinamakan riya'. Akan tetapi amalan ini merupakan amalan yang gugur di akherat.

Kedua : Jenis ini lebih besar dari pada yang pertama dan lebih ditakutkan, yaitu yang disebutkan oleh Mujahid bahwasannya ayat ini turun karenanya, yang mana dia mengerjakan amalan sholih sedangkan dia berniat agar dilihat oleh orang orang bukan untuk mencari balasan di akherat. Dia menampakkan bahwasannya dia menginginkan wajah Alloh. Dia sholat, puasa, bersedekah, mencari ilmu, hanya bertujuan agar manusia memujinya dan dianggap mulia. Maka sesungguhnya kedudukan diantara perkara terbesar yang diinginkan dari dunia.

Ketika hadits Abu Huroiroh tentang orang orang yang paling pertama dimasukkan kedalam neraka disebutkan kepada Mu'awiyah. Yaitu yang menuntut ilmu agar dikatakan sebagai orang Alim sehingga disebut sebut, dan bersedekah agar dikatakan dermawan, berjihad agar dikatakan pemberani. Mu'awiyah menangis dengan tangisan yang sangat, kemudian membaca ayat ini.

Ketiga : Dia beramal amalan sholih, tapi yang dia ingin adalah harta. Misalnya dia berhaji tapi niatnya untuk mendapatkan harta bukan ditujukan untuk Alloh, atau berhijrah untuk mendapatkan dunia atau wanita yang ingin ia nikahi, atau berjihad dalam rangka mencari harta rampasan. Jenis ini juga telah disebutkan sebagai tafsiran bagi ayat ini sebagaimana yang disebutkan di dalam Ash Shohih bahwa Nabi bersabda : Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khomishoh(pakaian), sampai akhir hadits

Begitupula ketika mempelajari ilmu agar bisa mengajar keluarganya atau sebagai tempat mencari penghasilan atau agar menjadi pemimpin mereka. Juga ketika dia terus menerus membaca Al Qur'an agar mendapatkan pekerjaan di masjid (jadi imam). Dan jenis ini banyak terjadi. Mereka lebih berakal daripada jenis yang sebelumnya, karena mereka beramal untuk mendapatkan kemaslahatan sedangkan jenis sebelumnya mereka beramal hanya agar dipuji oleh orang orang dan juga kemuliaan dan mereka tidak mendapatkan apa apa.

Dan yang paling berakal dari mereka berdua adalah jenis pertama, karena mereka beramal untuk Alloh tidak mesekutukanNya sedikitpun. Tapi mereka tidak mengharapkan kebaikan yang sangat besar yaitu surga. Tidak pula lari dari kejelekan yang sangat besar, yaitu adzab yang pedih di akherat.

Keempat : Dia beramal suatu ketaatan, ikhlas hanya kepada Alloh, tidak mensekutukanNya. Tapi amalan tersebut menjadikannya kafir yang mengeluarkan dari daerah keislaman. Sebagaiaman yahudi dan nashrani bila mereka menyembah Alloh, bersedekah, berpuasa dalam rangka mengharap wajah Alloh dan Akherat.

Begitupula kebanyakan umat ini, yang pada mereka terdapat kesyirikan yang besar dan juga kekufuran yang besar, yang mengeluarkan mereka dari keislaman, bila mereka mengerjakan ketaatan secara ikhlas dan mengharapkan ganjaran di negri akherat akan tetapi mereka juga mengamalkan amalan yang mengeluarkan mereka dari islam dan menghalangi diterimanya amalan mereka. Jenis ini juga disebutkan sebagai tafsiran dari ayat ini oleh Anas bin Malik dan selainnya. Dan para salaf takut kalau ini terjadi pada mereka.Sebagian dari mereka berkata : Kalau aku tahu bahwa Alloh menerima satu sujud saja dariku pasti aku berharap agar dimatikan setelah sujud tersebut, karena Alloh berfirman ((Hanyalah Alloh menerima dari orang orang yang bertakwa))[Maidah 27].

Maka ini mengharap pahala dan juga negri akherat, akan tetapi terdapat padanya kecintaan terhadap dunia, kepemimpinan dan juga harta yang menyeretnya untuk meninggalkan banyak dari perintah Alloh atau kebanyakannya. Jadilah dunia sebagai tujuannya yang paling besar.

Oleh karena itu dikatakan bahwa orang yang seperti ini tujuannya adalah dunia, dan tujuan akherat yang sedikit ini seakan tidak ada. Sebagaimana sabda Nabi ((sholatlah, sesungguhnya kamu belum sholat)).

Yang pertama mengerjakan ketaatan mengharapkan wajah Alloh, akan tetapi menginginkan ganjaran dunia dari Alloh. Dia takut akan bagiannya dan juga keluarganya seperti yang dikatakan oleh orang orang fasiq. Maka benar bila dikatakan bahwa tujuannya adalah dunia. Dan jenis kedua dan ketiga sudah jelas.

Tinggal, bila seorang mengerjakan sholat 5 waktu, zakat, puasa dan berhaji tujuannya mengharap wajah Alloh, mengharap ganjaran diakherat. Setelah itu, dia beramal amalan yang banyak atau sedikit tujuannya dunia. Seperti berhaji yang pertama kali tujuannya mengharap wajah Alloh, kemudian yang selanjutnya tujuannya dunia sebagai mana banyak terjadi.

Maka orang ini beramal dengan 2 tujuan, yaitu dunia dan akherat dan kita tidak tahu apa yang Alloh lakukan terhadap hambanya. Yang jelas, kebaikan dan kejelekan itu saling mengalahkan. Dan dia mendapatkan mana yang paling kuat dari keduannya.

Sebagian salaf mengatakan : sesungguhnya Al Qur'an banyak menyebutkan Ahli surga yang murni dan juga ahli neraka yang murni. Al Qur'an diam dari orang yang mempunyai dua cabang.

Orang ini dan yang semisalnya masuk dalam jenis ini. Oleh karena itu para salaf takut kalau kalau amalan mereka gugur. Adapun gugur dan batal (الحبوط و البطلان), aku tidak tahu perbedaan yang jelas antara keduanya. Wallohu A'lam.

[Sumber : Duror Saniyah fil Ajwibah An Najdiyah 13/ 19- 22]

Faedah dari Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab diterjemahkan dari Sahab.net oleh Fawaid Online

Jumat, 07 Juni 2013

[Tutorial] Unduh kutub Qirthos 1 kali unduhan

Bismillah,

Alhamdulillah, semoga sholawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad, Amma ba'du.

Al Qirthos adalah Software maktabah layaknya Syamilah di windows dan beberapa platform lain, seperti android dan juga ipad atau iphone, untuk linux, windows dan macOs. Ada beberapa kelebihan dibanding Syamilah, namun juga ada kekurangan, anda bisa mencarinya sendiri. Saya tidak akan membahas itu semua, karena sudah ada beberapa blog indonesia yang membahasnya (saya sendiri sedang membuat tutorial pemakaiannya, doakan semoga cepat selesai), seperti http://muslihzarth.wordpress.com/2011/05/15/maktabah-elkirtasse-versi-3/ dan http://ahmadbinhanbal.wordpress.com/tag/elkirtasse/ dan yang lainnya masih banyak.

Yang akan saya bahas adalah bagaimana mengunduh file kutub Maktabah Al Qirthoss 1 kali unduhan, sudah keunduh semua maksud saya. Karena link yang pembuat berikan sudah kepenuhan trafik, dari dropbox sih, maka beliau berusaha mengupload di sourceforge.net tapi terpisah pisah. Jadi kalau ingin memiliki semua koleksi (belum termasuk tambahan, sepertinya) inti, harus banyak banyak ngeklik sana sini. Susah.

Ada 2,7 gb file yang akan anda unduh dan ketika diekstrak menjadi 12 gb file. Siapkan hardisk sebesar itu.

Sebelumnya download kumpulan alamatnya dulu di http://www.facebook.com/download/498134370224041/kirtos, kemudian ketikkan perintah

wget -i [file yang anda unduh]

anda bisa pause, tinggal pencet ctrl+c. Dan ketika mau meneruskan tambahkan parameter -c menjadi

wget -c -i [file yang anda unduh tadi]

Semoga berhasil, Oh ya, kalau tidak mau capai capai unduh 2,7 gb bisa pesan saya atau main ke tempat saya... :)

Bertaqwalah terhadap Ilmu


Bismillah,

Berkata seorang penyair :

Tidak ada keutamaan pada ilmu yang tidak mengangkat penuntutnya
Diatas pondasi budi pekerti ketika masih sedikit

Betapa banyak seorang 'alim rusak pendapatnya
dan sungguh ilmunya berpengaruh jelek kepada manusia

Iblis adalah makhluk paling pintarnya orang orang fasiq, secara mutlak
Sedangkan manusia melaknatnya dahulu dan sekarang

Ilmu bagaikan hujan, dan akhlak pekarangannya
Bila bumi jelek, hilanglah nikmatnya hujan

Dan kebodohan lebih baik daripada ilmu yang dia kotori
Menghapuskan kerendahan dengan akhlak yang cukup

ٍSumber

Saudaraku, bukanlah namanya ilmu ketika amal tidak menyertainya. Ketika amalan musnah, akhlak juga tidak ada. Takutlah kepada Alloh tentang ilmu yang tidak kita amalkan. Jangan menjadi seperti iblis, makhluk yang paling berilmu diantara orang orang fasiq, meskipun manusia melaknatnya siang malam, dulu sekarang, namun banyak orang yang mengikutinya...

Kita memohon keselamatan kepada Alloh dari tipu dayanya



Rabu, 05 Juni 2013

Sholat


Bismillah,

Ketika mengetahui bahaya meninggalkan sholat, dia berfikir...

Bagaimana bisa aku menjadi seorang muslim (yang sempurna keimanannya) sedangkan aku tidak sholat? Aku akan memulai iltizam (terus menerus) sholat pada permulaan pekan depan

Setelah lewat satu pekan ...

Aku masih muda, dan aku masih punya tahun tahun yang banyak untuk bertaubat dan sholat

Setelah berlalunya beberapa hari...

Dia meninggal dan belum sholat !! Alangkah jeleknya penutup hidupnya !! Setan menertawakannya dan telah menipunya dengan panjangnya angan angan !!


وما تدري نفس ماذا تكسب غدا وما تدري نفس بأي أرض تموت
Tidaklah jiwa mengerti apa yang esok akan dia dapatkan, dan tidaklah jiwa mengetahui di bumi mana dia mati

Perhatikan Hatimu


Bismillah,

Asy Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin berkata :

Wajib bagi kita untuk selalu memperhatikan hati kita dan melihat apakah hati kita itu sakit ataukah sehat, apakah hati kita itu kotor ataukah bersih.
Bila engkau selalu membersihkan hatimu dalam pergaulanmu bersama  Alloh dan pergaulanmu bersama makhluk maka hatimu mendapatkan kebaikan yang sangat banyak.
Dan bila tidak, engkau akan lalai dan kehilangan hubungan dengan Alloh, dan pada saat seperti itu, sulit bagimu untuk kembali.

Asy Syarh Al Mumti'

Sumber


Senin, 03 Juni 2013

Jagalah Lisan dari Ghibah

Pentung


Bismillah,

Yahya bin Ma'in berkata : “Sesungguhnya kami menyebutkan aib suatu kaum yang mungkin mereka telah turun dari tunggangan mereka di surga (masuk surga) lebih dari 200 tahun”

(Al Imam Adz Dzahabi mengomentari perkataan beliau "200 tahun", sepertinya yang betul 100 tahun, karena beliau hidup bukan pada abad ke 2 atau 3 hijriah [lihat siyar, biografi ibn main])

Ketika Ibnu Abi Hatim mendengar perkataan ini, beliau menangis hingga bukunya terjatuh. Saat itu beliau sedang membacakan buku “jarh wat ta'dil”. Dan meminta agar cerita tersebut diulangi lagi.

Imam Adz Dzahabi berkata mengomentari kisah Ibnu Abi Hatim tersebut : “Beliau terkena hal tersebut (menangis dan jatuh bukunya) karena khawatir dan takut terhadap akibat (dari membicarakan orang yang tak berhak untuk digunjing). Dan bila tidak, maka ucapan peneliti(rowi) yang waro' tentang orang orang dhoif merupakan nasehat untuk agama Alloh dan juga penjagaan terhadap sunnah.

[Siyar A'lam Nubala, biografi Yahya bin Ma'in dan Abdurrohman bin Abi Hatim]

Lihatlah wahai saudaraku, bagaimana takutnya mereka terhadap suatu akibat, meskipun mereka memang kompeten terhadap tersebut. Apalagi kita, yang lebih jauh masanya dari kenabian dan lebih banyak fitnah merebak.

Takutlah -semoga Alloh memberikan hidayah kepada semua- terhadap disumbangkannya amalan kita, jerih payah kita, kebaikan kita kepada mereka sehingga kosong dan dosa mereka diberikan kepada kita, dan kita termasuk diantara orang orang yang merugi.

Bukanlah orang yang merugi di akherat orang yang tidak punya harta
akantetapi orang yang merugi adalah orang yang punya amalan namun terlupa
dan mendahulukan ucapan menjelekkan orang dan tidak tahu bagaimana

Jagalah perkataan kita, karena lisan adalah daging yang tak bertulang. Kelit lisan lebih dari kelitan ular. Dan penyumbang terbesar untuk manusia dijauhkan dari surga.

Daging para ulama beracun, jangan kita memakan daging mereka. Bukan kenyang yang kita dapatkan, bahkan kematian yang mengancam.