Senin, 03 Juni 2013

Jagalah Lisan dari Ghibah

Pentung


Bismillah,

Yahya bin Ma'in berkata : “Sesungguhnya kami menyebutkan aib suatu kaum yang mungkin mereka telah turun dari tunggangan mereka di surga (masuk surga) lebih dari 200 tahun”

(Al Imam Adz Dzahabi mengomentari perkataan beliau "200 tahun", sepertinya yang betul 100 tahun, karena beliau hidup bukan pada abad ke 2 atau 3 hijriah [lihat siyar, biografi ibn main])

Ketika Ibnu Abi Hatim mendengar perkataan ini, beliau menangis hingga bukunya terjatuh. Saat itu beliau sedang membacakan buku “jarh wat ta'dil”. Dan meminta agar cerita tersebut diulangi lagi.

Imam Adz Dzahabi berkata mengomentari kisah Ibnu Abi Hatim tersebut : “Beliau terkena hal tersebut (menangis dan jatuh bukunya) karena khawatir dan takut terhadap akibat (dari membicarakan orang yang tak berhak untuk digunjing). Dan bila tidak, maka ucapan peneliti(rowi) yang waro' tentang orang orang dhoif merupakan nasehat untuk agama Alloh dan juga penjagaan terhadap sunnah.

[Siyar A'lam Nubala, biografi Yahya bin Ma'in dan Abdurrohman bin Abi Hatim]

Lihatlah wahai saudaraku, bagaimana takutnya mereka terhadap suatu akibat, meskipun mereka memang kompeten terhadap tersebut. Apalagi kita, yang lebih jauh masanya dari kenabian dan lebih banyak fitnah merebak.

Takutlah -semoga Alloh memberikan hidayah kepada semua- terhadap disumbangkannya amalan kita, jerih payah kita, kebaikan kita kepada mereka sehingga kosong dan dosa mereka diberikan kepada kita, dan kita termasuk diantara orang orang yang merugi.

Bukanlah orang yang merugi di akherat orang yang tidak punya harta
akantetapi orang yang merugi adalah orang yang punya amalan namun terlupa
dan mendahulukan ucapan menjelekkan orang dan tidak tahu bagaimana

Jagalah perkataan kita, karena lisan adalah daging yang tak bertulang. Kelit lisan lebih dari kelitan ular. Dan penyumbang terbesar untuk manusia dijauhkan dari surga.

Daging para ulama beracun, jangan kita memakan daging mereka. Bukan kenyang yang kita dapatkan, bahkan kematian yang mengancam.


0 komentar:

Posting Komentar