Sabtu, 08 Juni 2013

Perhatikan Niat


Bismillah,

Alhamdulillah, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad dan juga para pengikutnya hingga hari kiamat, amma ba'du

Ada tiga fungsi niat dalam kehidupan seseorang, Pertama : Membedakan antara kebiasaan dan peribadatan. Kedua : Membedakan satu ibadah dengan ibadah yang lain. Ketiga : Membedakan, untuk siapa ibadah itu dilakukan.

Seorang muslim, hendaknya selalu memperhatikan niat, dan menghadirkannya. Sehingga amalan dia tidak dihitung sebagai kebiasaan. Sebagaimana dikatakan, bahwa ibadah orang yang bodoh layaknya kebiasaanm sedang kebiasaan orang yang berilmu adalah ibadah. Kenapa ? Karena dia meniatkan kebiasaannya sebagai perantara dan juga alat agar dia mudah dan semangat melakukan peribadatan.

Tidak kalah penting juga, untuk siapa ibadah dilakukan. Inilah fungsi niat. Dan sesungguhnya seorang muslim adalah yang selalu memeriksa niatannya untuk apa dia beribadah. Sungguh merugi orang yang tidak mencari ridho Alloh dengan amalannya. Orang yang tidak berharap surga dan lari dari neraka.

Alloh berfirman :


15 - مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ

15 - Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
(Q.S Hud)

Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab telah berkata berkaitan dengan ayat ini :

Para salaf telah menyebutkan beberapa amalan yang pada masa sekarang ini manusia banyak melakukannya namun tidak mengetahui maknanya.

Pertama : Diantaranya adalah amalan sholih. Kebanyakan orang orang mengamalkannya dengan tujuan mengharap wajah Alloh. Misal, sedekah, silaturrohim dan berbuat baik kepada orang lain serta yang lain semacamnya. Begitu pula meninggalkan perbuatan dzolim atau membicarakan kehormatan orang lain dan semacamnya dari amalan yang dikerjakan atau ditinggalkan oleh orang orang ikhlas hanya untuk Alloh. Tapi orang ini tidak bertujuan mendapatkan balasan di akherat. Tujuannya hanya agar Alloh menjaga dan mengembangkan hartanya, menjaga keluarganya , dan supaya Alloh selalu memberikan nikmat kepadanya. Tidak ada satupun tujuan untuk mengharap surga dan juga lari dari neraka. Orang ini hanya dapat balasannya di dunia, sedangkan di akherat, dia tidak mendapatkan apa apa.

Orang jenis ini, Ibnu Abbas telah menyebutkannya sebagai tafsir ayat ini. Sebagian guru kami telah terjatuh dalam kesalahan disebabkan sebuah ibarat didalam syarh iqna' di awal bab niyat ketika membagi ikhlas beberapa martabat, dan menyebutkan jenis ini masuk diantara martabat keikhlasan . Mereka menganggap penulis menamakan jenis ini sebgai keikhlasan sebagai bentuk pujian baginya. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Yang dia inginkan hanya menerangkan bahwa jenis ini tidak dinamakan riya'. Akan tetapi amalan ini merupakan amalan yang gugur di akherat.

Kedua : Jenis ini lebih besar dari pada yang pertama dan lebih ditakutkan, yaitu yang disebutkan oleh Mujahid bahwasannya ayat ini turun karenanya, yang mana dia mengerjakan amalan sholih sedangkan dia berniat agar dilihat oleh orang orang bukan untuk mencari balasan di akherat. Dia menampakkan bahwasannya dia menginginkan wajah Alloh. Dia sholat, puasa, bersedekah, mencari ilmu, hanya bertujuan agar manusia memujinya dan dianggap mulia. Maka sesungguhnya kedudukan diantara perkara terbesar yang diinginkan dari dunia.

Ketika hadits Abu Huroiroh tentang orang orang yang paling pertama dimasukkan kedalam neraka disebutkan kepada Mu'awiyah. Yaitu yang menuntut ilmu agar dikatakan sebagai orang Alim sehingga disebut sebut, dan bersedekah agar dikatakan dermawan, berjihad agar dikatakan pemberani. Mu'awiyah menangis dengan tangisan yang sangat, kemudian membaca ayat ini.

Ketiga : Dia beramal amalan sholih, tapi yang dia ingin adalah harta. Misalnya dia berhaji tapi niatnya untuk mendapatkan harta bukan ditujukan untuk Alloh, atau berhijrah untuk mendapatkan dunia atau wanita yang ingin ia nikahi, atau berjihad dalam rangka mencari harta rampasan. Jenis ini juga telah disebutkan sebagai tafsiran bagi ayat ini sebagaimana yang disebutkan di dalam Ash Shohih bahwa Nabi bersabda : Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khomishoh(pakaian), sampai akhir hadits

Begitupula ketika mempelajari ilmu agar bisa mengajar keluarganya atau sebagai tempat mencari penghasilan atau agar menjadi pemimpin mereka. Juga ketika dia terus menerus membaca Al Qur'an agar mendapatkan pekerjaan di masjid (jadi imam). Dan jenis ini banyak terjadi. Mereka lebih berakal daripada jenis yang sebelumnya, karena mereka beramal untuk mendapatkan kemaslahatan sedangkan jenis sebelumnya mereka beramal hanya agar dipuji oleh orang orang dan juga kemuliaan dan mereka tidak mendapatkan apa apa.

Dan yang paling berakal dari mereka berdua adalah jenis pertama, karena mereka beramal untuk Alloh tidak mesekutukanNya sedikitpun. Tapi mereka tidak mengharapkan kebaikan yang sangat besar yaitu surga. Tidak pula lari dari kejelekan yang sangat besar, yaitu adzab yang pedih di akherat.

Keempat : Dia beramal suatu ketaatan, ikhlas hanya kepada Alloh, tidak mensekutukanNya. Tapi amalan tersebut menjadikannya kafir yang mengeluarkan dari daerah keislaman. Sebagaiaman yahudi dan nashrani bila mereka menyembah Alloh, bersedekah, berpuasa dalam rangka mengharap wajah Alloh dan Akherat.

Begitupula kebanyakan umat ini, yang pada mereka terdapat kesyirikan yang besar dan juga kekufuran yang besar, yang mengeluarkan mereka dari keislaman, bila mereka mengerjakan ketaatan secara ikhlas dan mengharapkan ganjaran di negri akherat akan tetapi mereka juga mengamalkan amalan yang mengeluarkan mereka dari islam dan menghalangi diterimanya amalan mereka. Jenis ini juga disebutkan sebagai tafsiran dari ayat ini oleh Anas bin Malik dan selainnya. Dan para salaf takut kalau ini terjadi pada mereka.Sebagian dari mereka berkata : Kalau aku tahu bahwa Alloh menerima satu sujud saja dariku pasti aku berharap agar dimatikan setelah sujud tersebut, karena Alloh berfirman ((Hanyalah Alloh menerima dari orang orang yang bertakwa))[Maidah 27].

Maka ini mengharap pahala dan juga negri akherat, akan tetapi terdapat padanya kecintaan terhadap dunia, kepemimpinan dan juga harta yang menyeretnya untuk meninggalkan banyak dari perintah Alloh atau kebanyakannya. Jadilah dunia sebagai tujuannya yang paling besar.

Oleh karena itu dikatakan bahwa orang yang seperti ini tujuannya adalah dunia, dan tujuan akherat yang sedikit ini seakan tidak ada. Sebagaimana sabda Nabi ((sholatlah, sesungguhnya kamu belum sholat)).

Yang pertama mengerjakan ketaatan mengharapkan wajah Alloh, akan tetapi menginginkan ganjaran dunia dari Alloh. Dia takut akan bagiannya dan juga keluarganya seperti yang dikatakan oleh orang orang fasiq. Maka benar bila dikatakan bahwa tujuannya adalah dunia. Dan jenis kedua dan ketiga sudah jelas.

Tinggal, bila seorang mengerjakan sholat 5 waktu, zakat, puasa dan berhaji tujuannya mengharap wajah Alloh, mengharap ganjaran diakherat. Setelah itu, dia beramal amalan yang banyak atau sedikit tujuannya dunia. Seperti berhaji yang pertama kali tujuannya mengharap wajah Alloh, kemudian yang selanjutnya tujuannya dunia sebagai mana banyak terjadi.

Maka orang ini beramal dengan 2 tujuan, yaitu dunia dan akherat dan kita tidak tahu apa yang Alloh lakukan terhadap hambanya. Yang jelas, kebaikan dan kejelekan itu saling mengalahkan. Dan dia mendapatkan mana yang paling kuat dari keduannya.

Sebagian salaf mengatakan : sesungguhnya Al Qur'an banyak menyebutkan Ahli surga yang murni dan juga ahli neraka yang murni. Al Qur'an diam dari orang yang mempunyai dua cabang.

Orang ini dan yang semisalnya masuk dalam jenis ini. Oleh karena itu para salaf takut kalau kalau amalan mereka gugur. Adapun gugur dan batal (الحبوط و البطلان), aku tidak tahu perbedaan yang jelas antara keduanya. Wallohu A'lam.

[Sumber : Duror Saniyah fil Ajwibah An Najdiyah 13/ 19- 22]

Faedah dari Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab diterjemahkan dari Sahab.net oleh Fawaid Online

0 komentar:

Posting Komentar